Sheina Jadi Pelacur Untuk koruptor
Chapter 4
Oleh : Minhadzul Abidin
Dari penjelajahan ku di karang kongo dan melihat potret sebenarnya yang terjadi di kampung halamanku yang terkenal sangat menjujung nilai-nilai syari’at islam, Aku mulai mendengus panjang, tubuhku lunglai, tatapan mataku mulai tidak terfokus, ada duri yang menusuk lerung hatiku, inikah potret kehidupan yan tidak bisa kita pandang sebagai sebuah paradigma hitam putih, niatku untuk mencari Sheina di kegelapan malam ini tidak lagi tumbuh, menurutku Sheina adalah bagian simpul dialektika kehidupan yang mulai terpusat pada titik antitesis kehidupan fatamorgana ini , “ ayo kita pulang” begitu aku berucap dengan suara lirih kepada Muse yang sejak dari tadi menemaniku, entah apa dipikirannya melihatku duduk tersungkur di pasir putih yang baunya menyegat seperti kotoran manusia, “ kamu tidak apa-apa Ril?” dengan nada yang polos tanpa beban, “ “gak, apa-apa koq, ayo kita pulang” dengan nada yang seadanya dan hatiku menerawang tidak tahu entah kemana.
Malam yang gelap kami mulai meyusuri jalan yang melintasi pasangan-pasangan bahagia yang tidak mau terlepaskan, pasangan yang ingin menghabiskan waktu malam seakan-akan besok atau entah kapan lagi mereka tidak akan bertemu malam yang indah seperti ini, begitu dekat dan begitu hangat tidak mau membiarkan kekasihnya untuk meninggalkannya meskipun akan kembali lagi “ “tidak jadi, kita mencari Sheina?” pertanyaan Muse membuyarkan lamunanku, “ aku sudah menemukan Sheina-Sheina disini, buat apa dicari lagi, buat apa aku harus menyelamatkan hanya satu Sheina, sementara Sheina-Sheina lain begitu banyak dan menjamur!” begitu diplomatis aku mejawab dan mulai berputus asa, “tidak usah sok moral begitulah Ril, ini sudah biasa” Muse melanjutkan pembicaraannya, begitu menohok pernyataan itu, aku mencoba mau marah, tapi aku tersadar “apakah aku lebih baik dari mereka dan banyak tokoh agama dan pejabat pemerintah yang akan menyelesaikan masalah ini” hatiku bergumam “ tapi apakah permasalahan ini begitu sederhana, tidakkah ini dipandang sebagai bencana bagi masyarakat kepulauan yang selalu bersendikan syari’at islam, begitu mudahnya karang kongo dijadikan seperi tempat lokalisasi, apa artinya konsep pengembangan generasi muda karena generasi muda sekarang mengalami degradasi moral yang menurut temanku Mu’arif itu adalah salah satu dari tujuh penjara plotik yang berdampak luas terhadap dinamika peruabahan masyarakat kepulauan sapeken, terus apa artinya SAPEKEN IBADAH, ketabuan masyarakat, jilbab dan sarung, dan apa artinya khutbah yang selalu meraung-meraung menyuruh kita untuk untuk amar makruf nahi mungkar ” lanjutku dalam hati. Kalau semua ini dianggap sebagai sesuatu hal yang lumrah, Aku jadi teringat penggalan Puisi Gus Mus “ Kau ini bagaimana atawa aku harus bagaimana, Tuhan yang katanya dekat, tetapi selalu kau panggil dengan pengeras suara setiap kali kamu menghadapnya, kau menyuruhku berpikir tapi kau tuduh Aku kafir, Kau ini bagaimana atawa Aku harus bagaimana?”
Aku tiba di rumah dan melihat sheina duduk dengan santai tanpa masalah dan tanpa dosa dengan Rambut yang masih basah, pasti lagi habis keramas, memang Sheina mandi atau tidak mandi selalu kelihatan segar (fresh), sesegar daun teh yang dipetik di daerah pegunungan puncak bogor, “tumben, sudah pulang?” aku langsung bertanya dengan nada interogasi, “Yup, aku baru pulang honey, aku sekarang bahagia banget” sambil Sheina mencoba memelukku, dengan gaya yang sangat nakal menggodaku “ kamu lagi mabuk ya?” Aku bertanya dan mulai tidak suka dengan gelagat Sheina yang tidak mulai terkontrol “ Yup, aku mabuk dengan kebahagiaan, ternyata hidupku sekarang penuh warna” memang hidup ini adalah selembar kertas putih yang dibuat warna oleh manusia itu sendiri, tergantung warna apa yang dia sukai yang merupakan pilihan jalan hidupnya masing-masing, begitu Aku teringat kata seorang motivator Mario Teguh yang terkenal dengan golden ways, SUPER!! Dalam hatiku bergumam, “ oh iya ril, besok Aku mau pindah dari rumah kamu, Aku mau tinggal di rumah Mbak Desy, dan memulai hidup baru”.
Semenjak Sheina tertangkap basah sedang berbuat mesum dengan seorang pria di bulan Ramadhan dan bahkan akan dirajam, sehingga keluarganya tidak lagi mengakui Sheina dan terkesan membuangnya serta dibiarkan terlantar, tetapi Aku dengan senang hati membawanya ke rumah, meskipun dengan nada cemoohan tetangga dan orang-orang disekitar kami, tetapi kami sekeluarga tetap menerima Sheina, sekarang Sheina tanpa bersalah sedikitpun dan sungkan berniat untuk pindah dari rumahku setelah perlakuan baik kami selama ini, “ tapi niatku membantu Sheina khan ikhlas” gumamku dalam hati, “ ya sudah itu khan pilihan kamu” aku bertutur dengan nada dan terkesan acuh tidak acuh, mungkin Sheina sudah menemukan jalan hidupnya, mungkin di rumahku ini, Dia tidak menemukan kebahagian itu , aku mencoba berpikir positif, “ ta…ta pi koq di rumah Mbak Desy” aku langsung bertanya dengan gagap menandakan kekhawatiranku selama kepada Sheina, ketika Dia menyebut nama Mbak Desy “ Ya. Iya lah.. Mbak Desy adalah malaikat penolong yang diturunkan ke bumi untuk menolongku” Malaikat juga tahu siapa Mbak Desy sebenarnya, hatiku berkomentar, memang sih wajah dan tubuhnya sangat menawan seperti bidadari, tetapi tidak menjadi rahasia umum jika Mbak Desy sering dilabrak oleh istri-istri yang mengetahui suaminya selingkuh dan sering di porotin oleh Mbak Desy, belum lagi tukang kredit yang selalu ngomel-ngomel yang memekakkan telinga di depan rumah Mbak Desy hampir tiap hari, apakah orang seperti Mbak Desy bisa di interpretasikan sebagai seorang malaikat penolong?, cuma Sheina yang mengetahuinya, bagiku Mbak Desy adalah siluman ular, yang selalu menghisap mangsanya dari belakang, takutnya Sheina bagian dari korbannya.
Kepergian Sheina tidak lagi menghiasi rumah ini, membawa kedukaan tersendiri bagi Aku, meskipun Sheina cuma pergi ke rumah tetangga, ada hal yang hilang dalam diriku, terasa bagian hidupku yang Selama ini aku abdikan (mahyaya wa mamati) untuk Sheina Seseorang, Aku tidak lagi bersemangat melanjutkan sisa hidupku, seperti matinya semangat untuk melanjutkan kuliahku yang tidak pernah selesai.
TUUUUTTTTTTTT….TUUUUUTTTTTTTT…..TUUUTTTTTTTTT, sudah tiga kali bel kapal perintis menandakan akan segera berangkat ke Banyuwangi, Aku segera naik Kapal yang merupakan jantung hidup masyarakat kepulauan Sapeken, dengan langkah yang berat, aku sudah mati rasa, apa yang kucari dengan tujuanku, kehidupanku sudah mati di kampung halamanku sendiri,karam di hati seorang wanita yang memiliki tatapan yang indah, baiknya semua kenangan terindah aku hapus, baiknya setiap kerinduan tidak mau kuratapi dengan penyesalan. Aku pergi sheina dan sangat berharap Kau berteriak memanggilku dan memelukku dengan erat agar Aku tidak pergi dan menagis dalam pelukanku dan mengatakan I LOVE YOU, tapi itu cuma khayalan dan Kapalpun melaju seperti Setan yang terbirit-birit di kejar Tuhan.
**************“
Sheina, bangun donk, ada yang mau ketemu tuh” dengan nada mendesah khas suara mbak Desy, langsung dengan tatapan Perasaan bingung dengan Sosok di depannya, Perempuan sintal berbaju merah dengan rok mini dan belahan dada yang menggoda, begitulah dandanan Mbak Desy kalau Bang Madun (suaminya) melaut. “ ada apa Mbak?, neh khan masih pagi” sambil mengucek matanya,” kamu ya, rezeki itu di pagi hari, Masak anak gadis masih tidur jam segini, apa kata dunia” berucap dengan goyangan khasnya “ Tuh ada siapa di ruang tamu, ayo gih cepetan” sambil berlalu dengAN goyangannya kalau jalan (maaf) pantatnya naik turun.Sehabis mandi dan berdandan seadanya dengan memakai kemeja putih tipis dengan underwear atas bawah warna orange, begitu menggoda ketika melihatnya, apalagi sang tamu yang wajah dan perangainya adalah tipe om-om mata keranjang, umurnya sudah hampir 50 dan mempunyai seorang cucu, tapi tetap kelihatan muda dan perkasa, Dia adalah Pak Reynold yang dari tadi mau menahan pipis karena sejak tadi Mbak Desy duduk dipangkuannya, Pak Reynold seorang Pejabat kepala Pelabuhan yang terkenal dan juga mempunyai bisnis jual beli kapal dan Bahan Bakar Minyak, Pak Reynold jarang bertugas dikantornya kebanyakan waktunya dihabiskan untuk bisnis, tetapi setiap ada bantuan untuk pemberdayaan nelayan atau peningkatan fasilitas kapal perintis dan terima gaji beliau selalu ada di kantor, dan bahkan menjadi orang terdepan, tetapi Pak Reynold tidak pernah menyampaikan sumbangan tersebut ke nelayan miskin, belum lagi ketika Pak Reynold disuap oleh Para nelayan luar daerah yang menggunakan bahan peledak dan alat-alat canggih (porsen) untuk mengambil ikan di wilayah nelayan yang menggunkaan alat tradisional. jadilah Pak Reynold penguasa laut di Kecamatan Sapeken, kalau ada yang berani LSM atau tokoh masyarakat melaporkan atau mengkritisinya, Pak Reynold tidak segan-segan memberikan hibah atau hadiah dalam jumlah besar kepada orang tersebut untuk membungkam mereka dan bagi Sheina Pak Reynold adalah target operasi yang ideal karena memang koruptor tulen.Semakin tinggi hasrat untuk korupsi, semakin tinggi nafsu seksualnya itu dibuktikan oleh Pak Reynold, berapa kali dia selingkuh bersama istri-istri orang lain termasuk Mbak Desy, “ oh.. jadi ini barang barunya” begitu pak Reynold memilintir kumisnya setelah melihat Sheina “ Sheina sini sayang. Kenalin ama om ‘ganteng’ Reynold” begitu suara Mbak Desy membujuk Sheina, Sheina langsung menghampiri dan langsung membuka kemeja putihnya, tinggallah Sheina hanya memakai underwear warna orange, semakin tampaklah kulitnya yang mulus dan bentuk tubuhnya yang indah, ini merupakan shock therapy kepada pelanggan seperti Pak Reynold, Pria tua uzur yang doyan seks meskipun sering ejakulasi dini, metode ini memang sudah dilatih (training) dengan konsep learning by dewing oleh Mbak Desy, Sheina yang merasa gagal dalam hidupnya yang selalu terbungkus dengan kesialan karena naluri seksulitasnya yang tinggi, mencoba mencari peruntungan dengan mencoba menjadi PSK (Penjaja Seks Komersiil), tetapi dia menawarkan satu syarat kepada Mbak Desy yaitu dia hanya mau melayani pejabat-pejabat koruptor Di kepulauan, entah apa alasannya?, Mbak Desy bingung dengan syarat itu, karena Mbak Desy jua tidak mengerti akhirnya dia mengamini, dimatanya hanya terpampang duit yang banyak, adapun prinsip pembagiannya dengan metode bagi hasil 40%:60%, Mbak desi sebagai germo menerima 40% dari total penghasilan dan Sheina 60% diluar hadiah yang diberikan oleh pemakai jasa. SEPAKAT!“ Bagaimana Om disini atau??” dengan lansung duduk dipangkuan Pak Reynold menggantikan Mbak Desy, dengan meletakkan tangan Pak Reynold di payu dara Sheina yang montok, “dikamar mandi, mm.. maksudnya saya mau ke kamar mandi” dengan tergopoh-gopoh dan memegang celananya, Pak Reynold bergegas ke kamar mandi, dan Sheina pun tersenyum dalam hatinya “ dasar aki-aki udah bau tanah masih doyan saja, memang kuat” setelah ke kamar mandi, dengan wajah agak letih Pak Reynold berkata “ oh iya ini untuk kalian” sambil menyerahkan (20 lembar uang seratus ribuan), “ tapi ,Om khan belum!!” Sheina dengan genitnya begitu menggoda, “ hari ini sudah cukup, tetapi besok kamu ikut ke Banyuwangi, kita akan check in ke hotel, disini gak aman, bayarannya juga gede, om pamitan dulu” sambil mencium bibir indah Sheina. Sheina pun jadi ikut ke Banyuwangi.
Banyuwangi adalah tempat strategis untuk para orang-orang yang suka selingkuh, kapal perintis menginap dua hari di pelabuhan Banyuwangi untuk kemudian berangkat lagi ke Pelabuhan Sapeken, cukuplah untuk paket long time selama 2 hari. Di hotel setelah Om Reynold terkulai lemas, sheina memulai pembicaraan “ Om, boleh gak aku minta sesuatu “ dengan nada yang merayu, “sayang , kau sudah memberikanku pelayanan yang dahsyat, apapun permintaanmu akan kuturuti” begitu Pak Reynold meyakinkan disela-sela keletihan tubuhnya,” asalkan jangan bumi dan langit”, begitu Pak Reynold meyakinkan “tetapi jangan terkejut ya, Om, aku mau kapal satu” sambil menindihi Tubuh Pak Reynold yang mulai keletihan, “upzzz, itu khan mahal sayang, tapi untuk kamu apa sih yang gak, memang mau buat apa?” dengan nada polos “ mau buat jalan-jalan om, tapi yang bagus ya, itu lho kapal yang namanya KASIMPUNGANKU ” sambil menciumi tubuh Pak Reynold yang sudah berkeringat.
************
Sheina, Sheina, Sheina, suara itu memanggil Sheina, “siapa ya?” dengan perasaan takut dan khawatir “ini aku om Reynold” suara itu mencoba meyakinkan “ ada apa sih tua bangka datang malam gini?” dalam hatinya Sheina berujar, “iya Om, tunggu sebentar” kemudian dibukalah pintu tersebut “Sheina, ini surat hak kepemilikan kapal, seperti om yang janjikan” dengan sangat hati-hati “ terimakasih OM, kenapa malam-malam sih om?” dengan penuh tanda Tanya “ takutnya ketahuan sama istriku, udah dulu ya sayang” sambil kembali mencium bibir merah sheina.Akibat promosi yang besar-besaran Mbak Desy, Sheina akhirnya menjadi buah bibir para koruptor yang suka selingkuh, HP mbak desy, setiap waktu terus berdering dari para pemakai jasa, jadilah sheina menjadi primadona, Mbak desy sebagai germo professional mencoba memainkan harga, karena menurut hukum ekonomi harga akan semakin tinggi jika semakin banyak permintaan, daftar-daftar yang sudah masuk di buku pemesan dari berbagai kalangan yang suka korupsi ria dari koruptor kelas kakap sampai kelas teri, Ada Pak Sembiring seorang kepala sekolah yang gemar menyulap Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Pak Bastian seorang pejabat kesehatan yang sering menjual alat-alat dan obat-obat rumah sakit dan korupsi bantuan biaya operasional rumah sakit, ada Pak Kembung yang sering memeras pengusaha ikan dengan kekuasaan jabatannya,ada lagi Pak Timbul kepala kehutanan yang melakukan illegal logging secara sembunyi-sembunyi, bahkan seorang Ustad yang korupsi bantuan pendidikan untuk pesantren, ikut–ikutan jadi pelanggan, semua dilayani dengan Sheina dan bahkan ada yang terus minta lagi, lagi dan lagi.
Kecenderungan Sheina untuk melayani para Koruptor di Kepulaun Sapeken, memang merupakan tanda Tanya besar, dan Sheina masih merahasiakannya. Ketika ada seorang Ibu-Ibu yang terkena pendarahan dan harus di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah, kalau tidak nyawanya tidak akan terselamatkan lagi, dan jadwal kapal perintis saat itu tidak ada, banyak orang yang melihat dari kejauhan yang membawa Ibu tersebut adalah Kapal KASIMPUNGANKU…
-Judul diilhami oleh Cerita bersambung SINDO dengan judul Limbung, karya Maria Magdalena B
• Cerita tersebut adalah rekayasa belaka, jika ada yang sama itu hanya sebuah kebetulan.
• LAWAN KORUPTOR
• Sheina akan terus berlanjut, tunggu ya sheina 5 >>baca lagi......